Sukabumi, - Hujan deras yang mengguyur wilayah Sukabumi pada awal Maret 2025 menyebabkan banjir besar di sejumlah daerah, termasuk kawasan Bojong Kopo. Debit air yang tinggi mengikis fondasi Jembatan Bojong Kopo hingga akhirnya amblas dan tidak dapat digunakan. Kerusakan ini menghambat akses transportasi warga dan menimbulkan dampak besar bagi kegiatan ekonomi setempat. Pemerintah segera melakukan tindakan darurat, termasuk pemasangan Jembatan Bailey sebagai pengganti sementara dan assessment untuk perbaikan jangka panjang, Rabu 26 Maret 2025.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI, Diana Kusumastuti, menegaskan langkah-langkah yang akan diambil untuk menangani kerusakan Jembatan Cidadap di Kampung Bojongkopo, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Jembatan yang putus di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua ini akan segera diperbaiki untuk memastikan konektivitas masyarakat tetap berjalan.
Sebagai solusi sementara, Diana menyampaikan bahwa pemasangan jembatan bailey akan dilakukan dalam waktu dekat. "Jembatan bailey akan dipasang agar bisa difungsikan. Setelah lebaran, penggantian jembatan secara permanen akan dilakukan, " ujar Diana pada Sabtu (8/3/2025).
Diana juga mengungkapkan rencana pembangunan jembatan permanen yang ditargetkan selesai dalam waktu empat bulan. "Target pembangunan permanen itu empat bulan. Bismillah, sementara dengan jembatan bailey, itu pun hanya roda dua, segera dibangun, " jelasnya kepada awak media.
Selain fokus pada perbaikan jembatan, Diana menyoroti perlunya pengerukan sedimentasi sungai di wilayah yang terdampak banjir. Langkah ini menjadi prioritas guna mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Ia juga menegaskan pentingnya relokasi warga yang tinggal di sempadan sungai untuk mencegah potensi bencana. "Kami juga meminta pemerintah daerah mencarikan lahan untuk relokasi warga yang tinggal di sempadan sungai. Nantinya, BPBD akan membantu pembangunan rumah bagi warga yang terdampak, " tambah Diana.
Diana turut menyampaikan keprihatinan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, terhadap kondisi yang terjadi. Dalam kunjungannya ke lokasi bencana, Diana bersama Wakil Presiden menemukan kerusakan parah pada sejumlah rumah, fasilitas umum, dan tempat ibadah. Bahkan, insiden banjir kali ini menyisakan duka mendalam dengan laporan korban meninggal berupa seorang ibu dan anak yang ditemukan dalam kondisi berpelukan.
"Bapak Wakil Presiden sangat prihatin melihat situasi ini. Beliau menekankan pentingnya pengerukan sedimentasi sungai dan pelebaran aliran sungai agar air dapat mengalir lebih lancar dan tidak lagi berdampak pada permukiman warga, " ungkapnya.
Dengan langkah cepat dan program yang komprehensif, diharapkan kondisi di wilayah terdampak bencana dapat pulih seiring berjalannya waktu. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan keselamatan masyarakat sekaligus mencegah terulangnya bencana serupa.