Perbaikan Jembatan Bojongkopo: Solusi Permanen dan Langkah Darurat untuk Akses Masyarakat

4 days ago 7

Sukabumi, Pada 8 Maret 2025, Wakil Menteri PUPR RI Diana Kusumastuti dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka meninjau Jembatan Bojongkopo di Kecamatan Simpenan, Sukabumi, yang amblas akibat banjir bandang. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan langkah-langkah perbaikan segera dilakukan. Pemerintah merencanakan pemasangan Jembatan Bailey sebagai solusi sementara, sementara pembangunan jembatan permanen akan dimulai setelah Lebaran dengan target penyelesaian empat bulan, Eabu 26 Maret 2025.

Rencana perbaikan jembatan Bojongkopo kini menemui kejelasan setelah Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi, Dede Rukaya, memaparkan langkah permanen untuk mengatasi kerusakan yang terjadi akibat banjir bandang. Jembatan yang terletak di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, tersebut merupakan akses vital penghubung wilayah Palabuhanratu dengan Pajampangan.

Dede memastikan bahwa jembatan lama akan dibongkar sepenuhnya, digantikan dengan konstruksi baru yang lebih kokoh dan luas. "Nanti jembatan yang lama akan dibongkar, kemudian dibuat juga abutmen dan nanti jembatannya lebih lebar dan bentang 60 meter. Waktu pelaksanaan selama 4 bulan dengan biaya seluruhnya dari Kementerian PU, " jelasnya pada Senin, 10 Maret 2025.

Langkah ini diambil berdasarkan hasil koordinasi dengan Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, yang meninjau langsung kondisi jembatan pada Sabtu, 8 Maret 2025. Sebelum pelaksanaan konstruksi utama, langkah darurat dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan akses masyarakat tetap terjaga. "Dilakukanlah pengupasan badan jalan yang berbatasan jembatan yang roboh, agar lalu lintas orang dan kendaraan roda dua bisa melewati, dan hari Minggu kemarin sore alhamdulillah sudah berfungsi, " tutur Dede.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan rencana penyediaan jalan darurat khusus bagi pejalan kaki dan kendaraan roda dua. "Kalau dari arah Palabuhanratu, lokasinya di sebelah kiri jembatan, rencananya nanti dibuatkan penyedia berupa jalan darurat khusus penyeberangan orang dan roda dua, lebarnya kemungkinan 1 meter, " tambahnya. Langkah ini dilakukan agar mobilitas masyarakat tetap lancar selama proses pembangunan berlangsung.

Dede juga memberikan klarifikasi terkait wacana pembangunan jembatan bailey yang sempat mencuat di awal. Menurutnya, informasi tersebut diperoleh dari Kepala BBPJN Jabar DKI sesaat setelah bencana terjadi, namun kemudian direvisi setelah tim melakukan kajian lapangan. "Setelah ke lapangan, ternyata (pemasangan) Bailey jadi lebih ribet. Jadi mending jembatan baru saja, kemudian jembatan sementara untuk orang dan roda dua dibuatkan di sebelah kiri jembatan, rencananya jadi seperti itu, " tandasnya.

Kerusakan pada jembatan Bojongkopo ini terjadi akibat rusaknya tembok penahan tanah (abutmen) di ujung pilar jembatan akibat terjangan banjir bandang dari luapan sungai Cidadap, saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada Kamis malam, 6 Maret 2025. Dengan adanya perencanaan perbaikan permanen serta langkah-langkah darurat, masyarakat setempat diharapkan dapat segera kembali menikmati akses transportasi yang aman dan lancar.

Read Entire Article
Infrastruktur | | | |