Prabowo Genjot Kualitas Pendidikan, Ribuan Sekolah dan Madrasah Direnovasi!

1 month ago 23

JAKARTA — Angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia! Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraannya menegaskan komitmennya untuk mempercepat peningkatan kualitas pendidikan. Langkah awal yang konkret? Renovasi besar-besaran lebih dari 13.000 sekolah dan 1.400 madrasah di seluruh penjuru negeri pada tahun 2025 ini. Sebuah gebrakan untuk mewujudkan pemerataan akses dan mutu pembelajaran yang selama ini menjadi mimpi.

Saya ingat betul, waktu masih kecil, kondisi sekolahku jauh dari kata layak. Dinding kelas retak, bangku reyot, dan atap bocor saat hujan. Semangat belajar jadi ikut luntur. Mungkin, itulah mengapa program ini terasa begitu personal bagiku.

Menteri Agama Nasaruddin Umar turut hadir, menyimak langsung arahan sang Kepala Negara. Sebuah sinyal kuat dukungan penuh dari pemerintah terhadap kemajuan pendidikan agama di Indonesia.

“Pendidikan sangat penting, kita juga akan renovasi lebih dari 13.000 sekolah dan 1.400 madrasah, dan ini masih jauh kurang dari yang kita inginkan. Tapi tahun ini adalah permulaan, tahun depan kita akan cari uang untuk menambah hal ini, ” ujar Presiden Prabowo, Jumat (15/8/2025).

Agenda percepatan ini bukan sekadar janji manis. Pemerintah bergerak cepat melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), buah kolaborasi apik antara Kementerian Pekerjaan Umum/PUPR dan Kementerian Agama. PHTC merupakan implementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025, yang fokus pada percepatan pembangunan dan revitalisasi pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar-menengah, serta digitalisasi pembelajaran. Keterangan resmi dari Kementerian PUPR menyebutkan, program ini menyasar total 2.120 madrasah di seluruh Indonesia, dibagi dalam dua tahap yang sudah berjalan sejak akhir 2024.

Di DKI Jakarta, 10 madrasah terpilih menjadi bagian dari Proyek Rehabilitasi dan Renovasi Madrasah PHTC Tahap 1 TA 2025. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 11 Jakarta (Jagakarsa) menjadi salah satu contohnya. Mereka telah memulai tahapan Mutual Check-0 (MC-0) sebagai fondasi pelaksanaan fisik di lapangan. Fokus utama adalah perbaikan ruang kelas dan kantin, menindaklanjuti temuan keretakan dinding akibat pergerakan tanah. Yang terpenting, proses belajar mengajar harus tetap berjalan lancar!

“Harapan kami pembangunan atau renovasi ini menyasar pada perbaikan fasilitas prasarana Madrasah agar peserta didik dapat mengikuti KBM dengan aman dan nyaman, ” ujar Kepala MAN 11 Jakarta.

“Dengan dilaksanakannya renovasi, kami berharap memiliki prasarana belajar yang indah secara penampilan fisik, sehingga anak-anak merasa betah dan semangat dalam belajar dan berinteraksi sosial, ” sambungnya.

Tak hanya di Jakarta, 16 madrasah di Kalimantan Tengah juga menerima 'kado' PHTC 2025 berupa rehabilitasi ruang kelas, pengadaan mebel, perbaikan MCK, pembangunan ruang kelas baru, hingga rekonstruksi total bagi yang kondisinya rusak berat. Bantuan ini merata di berbagai jenjang pendidikan, dari Raudhatul Athfal (RA) hingga Madrasah Aliyah (MA), di berbagai pelosok Kalimantan Tengah.

“Semoga dapat berjalan sesuai dengan target dan waktu yang ditentukan serta hasil yang memuaskan, ” ujar Plt Kakanwil Kemenag Kalteng H Hasan Basri. Beliau juga menekankan pentingnya pemeliharaan aset dengan membentuk unit pengelola aset di setiap madrasah penerima.

Di Gorontalo, Balai Prasarana Permukiman bersama Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman tak henti melakukan monitoring kegiatan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Tahap II, memastikan prinsip tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya benar-benar dijalankan.

Kabupaten Mesuji, Lampung, pun tak ketinggalan. Tim PUPR Provinsi Lampung bersama Kemenag Mesuji melakukan verifikasi lapangan Program PHTC di MA Roudlotul Huda. Pengecekan kondisi fisik gedung, infrastruktur pendukung, kelengkapan administrasi teknis, hingga pemetaan kebutuhan prioritas dilakukan secara cermat.

Kementerian Agama menekankan bahwa revitalisasi fisik harus berjalan seiring dengan penataan lingkungan belajar dan penguatan karakter. Pada Jakarta Madrasah Award 2025, Menteri Agama bahkan mendorong madrasah di DKI Jakarta untuk menjadi rujukan nasional, bahkan menjadi contoh bagi sekolah umum.

“Bahkan kalau bisa menjadi contoh seluruh sekolah-sekolah umum di DKI Jakarta, ” seru Menag.

“Saya ingin mengingatkan kepada kepala madrasah di sela-sela pengembangan madrasah, renovasi dan sebagainya, apakah bisa kita menyulam lingkungan sekolah kita itu juga menjadi indah dengan pepohonan, bunga dan lainnya, ” sambungnya.

Menag menekankan standar fisik yang kompetitif dan mengapresiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas perhatiannya terhadap madrasah, seraya mengingatkan pentingnya akhlakul karimah dan kepedulian lingkungan.

“Madrasah ini kita tidak boleh kalah dari segi penampilan fisik bangunan, ” tegas Menag.

Melalui PHTC, pemerintah berupaya mempercepat pencapaian standar mutu infrastruktur pendidikan, menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, tanpa mengganggu proses belajar mengajar. Sinergi lintas sektor dan tingkatan—pusat hingga daerah—menjadi kunci keberhasilan program ini. Kementerian Agama berkomitmen untuk terus mengawal program ini, memastikan manfaatnya tepat sasaran, berkelanjutan, dan berdampak besar bagi peningkatan mutu layanan pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia.

Semoga, dengan upaya ini, semakin banyak anak Indonesia yang merasakan lingkungan belajar yang layak dan nyaman, sehingga semangat belajar mereka terus membara dan cita-cita mereka dapat terwujud. (Warta Madrasah)

Read Entire Article
Infrastruktur | | | |