TEMANGGUNG - Pengecoran jalan penghubung antara Desa Banaran dan Desa Kemloko sepanjang 800 meter dalam program TMMD Reguler ke-125 Kodim 0706/Temanggung bukan sekadar urusan tenaga dan gotong royong. Di balik tiap sekop campuran, tersembunyi proses teknis yang cermat memastikan bahwa setiap butir pasir, semen, dan batu split bercampur dalam proporsi yang nyaris ilmiah.
Di bawah pengawasan langsung Komandan SSK TMMD, Letda Arm Rusyanto, Jumat (01/08/2025), para personel TNI bersama warga memastikan kualitas pengecoran mengacu pada standar mutu beton K-225, yang dirancang untuk ketahanan lalu lintas jalan desa dengan intensitas menengah.
“Kami memakai formula 1:2:3 satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian batu split, dengan air yang pas. Ini bukan asal campur, tapi untuk menjamin ketahanan jalan hingga bertahun-tahun ke depan, ” ujar Letda Rusyanto saat meninjau adukan beton di lokasi.
Proses pencampuran dilakukan manual, tetapi tetap konsisten dengan standar mutu. Material seperti pasir dan batu diseleksi ketat agar bebas dari lumpur atau kotoran yang bisa menurunkan kualitas beton. Bahkan, sebelum proses pengecoran dimulai, dilakukan pengayakan pasir untuk memastikan kebersihannya.
Mutu Jadi Harga Mati
Dandim 0706/Temanggung sekaligus Dansatgas TMMD, Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., menegaskan bahwa kualitas menjadi harga mati dalam pelaksanaan TMMD.
“TMMD bukan sekadar membangun fisik. Ini soal tanggung jawab jangka panjang. Kami tidak ingin hasil yang asal jadi, ” tegasnya.
Pembangunan jalan ini juga menjadi sarana edukatif. Warga desa yang terlibat langsung diberi penjelasan dan praktik langsung oleh personel teknis TNI, menciptakan transfer ilmu konstruksi yang akan berguna dalam pembangunan desa di masa depan.
“Biasanya kami asal campur kalau cor rumah. Sekarang kami tahu takaran yang benar, ” ungkap Pak Slamet, salah satu warga yang ikut terlibat dalam proses pengecoran.
Jalan cor Banaran–Kemloko kini berdiri bukan hanya sebagai infrastruktur penghubung dua desa, tapi juga sebagai simbol presisi, komitmen, dan kolaborasi. Di balik kerasnya adukan beton, tersimpan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan: ketepatan, keterlibatan, dan kualitas tanpa kompromi.
(Pendim 0706/Temanggung)