TEMANGGUNG - Di bawah terik matahari, puluhan prajurit TNI berseragam loreng bercampur kaos lapangan tampak membaur dengan warga desa. Mereka saling berbagi tugas ada yang mengoperasikan mesin molen, ada yang mengangkut ember-ember penuh adukan pasir, sementara yang lain meratakan timbunan untuk pengecoran jalan. Tumpukan ember hijau berisi material menjadi saksi betapa padatnya aktivitas gotong royong di lokasi itu.
Pemandangan tersebut terjadi di sebuah desa di Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, dalam rangka TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-125 yang digelar Kodim 0706/Temanggung. Program ini menargetkan pembangunan infrastruktur jalan penghubung antardusun yang selama ini menjadi urat nadi perekonomian warga.
Komandan Kodim 0706/Temanggung, Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., mengatakan, pembangunan jalan ini sangat penting bagi kelancaran transportasi hasil bumi warga. “Jalan ini setiap hari dilewati petani untuk mengangkut hasil pertanian seperti tembakau, cabai, dan sayur-mayur. Kalau aksesnya bagus, ongkos angkut akan lebih murah, waktu tempuh lebih singkat, dan ekonomi desa akan lebih hidup, ” ujarnya, kepada media, Senin (11/8/2025).
Warga pun menyambut penuh semangat kegiatan ini. Meski harus meninggalkan pekerjaan sehari-hari, mereka mengaku rela demi masa depan desa. “Kami sudah lama menunggu perbaikan jalan ini. Dulu kalau musim hujan becek dan licin, kalau kemarau berdebu. Nanti kalau sudah dicor, anak sekolah pun bisa lebih nyaman lewat, ” kata Suyanto (48), salah seorang warga yang ikut mengangkut material.
Sinergi antara TNI dan masyarakat terlihat kental di lokasi. Tidak ada sekat antara loreng dan kaos, antara sepatu lars dan sandal jepit—semuanya fokus menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. “Inilah esensi TMMD, yaitu manunggalnya TNI dan rakyat. Kita bersama-sama bekerja, saling menguatkan, dan hasilnya akan dinikmati bersama, ” tegas Letkol Hermawan.
Pengecoran jalan ini ditargetkan selesai tepat waktu sesuai rencana, meski medan cukup menantang karena berada di lereng dan jalur berbukit. Ke depan, jalan tersebut diharapkan dapat menjadi penghubung vital yang memudahkan akses pendidikan, kesehatan, hingga perdagangan.
Di balik tumpukan ember material yang siap dituangkan, tersimpan tekad dan harapan. Setiap adukan semen yang ditebar bukan sekadar membentuk jalan, tetapi juga membangun mimpi warga desa akan masa depan yang lebih baik masa depan di mana hasil panen tidak lagi terhambat lumpur, dan anak-anak bisa berjalan ke sekolah tanpa takut terpeleset.
(Pendim 0706/Temanggung)