PANGKEP SULSEL - Gotong royong dalam pembangunan infrastruktur adalah pendekatan berbasis kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk membangun dan merawat fasilitas publik. Konsep ini menekankan peran aktif warga dalam perencanaan, pembangunan, serta pemeliharaan infrastruktur agar lebih efektif dan berkelanjutan.
1. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Masyarakat tidak hanya menjadi pengguna infrastruktur tetapi juga ikut serta dalam perencanaannya. Misalnya, melalui forum diskusi, mereka dapat menyampaikan kebutuhan dan usulan terkait perbaikan jalan, jembatan, atau fasilitas umum lainnya.
2. Gotong Royong dalam Pembangunan Fisik
Di beberapa daerah, warga bergotong royong dalam pembangunan infrastruktur sederhana, seperti perbaikan jalan desa, jembatan kecil, atau fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah. Masyarakat memberikan tenaga, sementara pemerintah menyediakan material dan dana tambahan.
3. Kemitraan dengan Sektor Swasta
Gotong royong modern juga melibatkan perusahaan swasta dalam skema public-private partnership (PPP). Perusahaan menyumbang dana atau teknologi untuk pembangunan infrastruktur, sementara masyarakat dan pemerintah mengawasi jalannya proyek agar sesuai dengan kebutuhan warga.
4. Program Dana Gotong Royong
Beberapa negara menerapkan sistem dana berbasis komunitas, seperti pajak partisipatif atau donasi sukarela dari warga dan diaspora. Jepang, misalnya, memiliki sistem furusato nozei (pajak kampung halaman), di mana perantau dapat menyumbang untuk pembangunan daerah asal mereka.
5. Pemeliharaan Infrastruktur oleh Komunitas
Setelah infrastruktur dibangun, masyarakat ikut serta dalam pemeliharaan. Di Jepang dan beberapa negara lain, warga secara rutin melakukan kerja bakti membersihkan jalan, trotoar, dan saluran air untuk memastikan fasilitas tetap berfungsi dengan baik.
6. Teknologi dan Inovasi dalam Gotong Royong
Di era digital, konsep gotong royong juga berkembang dengan adanya platform online untuk menggalang dana pembangunan, aplikasi pengaduan kerusakan infrastruktur, hingga penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan yang didukung oleh komunitas lokal.
7. Respons Cepat terhadap Kerusakan dan Bencana
Gotong royong dalam infrastruktur juga terlihat saat terjadi bencana. Warga, relawan, dan pemerintah bekerja bersama dalam memperbaiki fasilitas yang rusak, seperti jalan, jembatan, dan rumah warga, sehingga pemulihan bisa berjalan lebih cepat.
Kesimpulan
Konsep gotong royong dalam infrastruktur bukan hanya sekadar kerja bakti, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam semua tahap pembangunan, mulai dari perencanaan, pembangunan, hingga pemeliharaan. Dengan pendekatan ini, infrastruktur menjadi lebih berkualitas, tahan lama, dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
Pangkep 5 Maret 202
Penulis: Herman Djide, Ketua DPD Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkep