Rijalul Fikri: Transformasi Digital Pasar Tradisional Jakarta, Kunci Ketahanan Pangan dan Ekonomi Urban

8 hours ago 3

OPINI - Bagi jutaan warga Jakarta, pasar tradisional lebih dari sekadar tempat bertransaksi; ia adalah denyut nadi perekonomian urban yang menopang ketahanan pangan, merajut interaksi sosial, dan menggerakkan roda mobilitas ekonomi harian. Di tengah hiruk pikuk kota metropolitan yang kini dihuni lebih dari 11 juta jiwa, Perumda Pasar Jaya mengambil peran vital dengan mengelola 153 pasar di seluruh Provinsi DKI Jakarta. Keberadaan pasar-pasar ini krusial dalam memastikan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi, melalui jaringan perdagangan yang strategis.

Mempertimbangkan rata-rata populasi 41.000 jiwa per kelurahan di 267 kelurahan DKI Jakarta, peran 153 pasar ini menjadi sangat fundamental dalam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat di tingkat lokal. Namun, tantangan seperti distribusi barang yang belum merata dan keterbatasan aksesibilitas kerap menghambat kelancaran operasional. Hal ini menuntut lahirnya solusi inovatif demi pelayanan yang lebih merata dan efektif.

Digitalisasi pelayanan pasar yang terintegrasi dan terinterkoneksi kini menjadi sebuah keharusan mendesak untuk memperkuat ekosistem perdagangan tradisional. Sistem ini dirancang untuk membuka jalur komunikasi langsung antara produsen atau koperasi dengan para pedagang melalui rantai pasok digital yang transparan. Tak hanya itu, para pedagang juga akan terhubung langsung dengan pembeli di tingkat kelurahan, RW, hingga RT, yang merupakan konsumen terdekat.

Dalam naungan manajemen Perumda Pasar Jaya, digitalisasi ini berpotensi besar mengoptimalkan distribusi barang pokok, menekan biaya logistik, sekaligus mendorong inklusi ekonomi yang lebih luas. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat urban Jakarta.

Namun, pembangunan sistem digital yang terintegrasi dan terinterkoneksi bukanlah perkara mudah. Kompleksitas pengelolaan data, ancaman keamanan siber, serta tantangan adaptasi teknologi bagi pedagang dan pembeli yang belum terbiasa menjadi pekerjaan rumah besar. Solusi terbaiknya adalah dengan memprioritaskan pemanfaatan teknologi berpaten karya anak bangsa, yang telah terdaftar Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Langkah ini penting untuk menjaga kedaulatan digital nasional, mendukung inovasi lokal yang berkelanjutan, dan mengakselerasi transformasi ekosistem pasar tradisional di Jakarta.

Secara kuantitatif, 153 pasar yang tersebar di 267 kelurahan DKI Jakarta memiliki potensi luar biasa untuk memenuhi kebutuhan pokok warga di tingkat akar rumput. Sayangnya, potensi ini belum tergarap optimal. Dengan rata-rata 41.000 jiwa per kelurahan, pemenuhan kebutuhan pangan segar, barang rumah tangga, dan produk esensial sangat bergantung pada akses ke pasar terdekat. Namun, ketidakseimbangan stok, tata letak pasar yang seringkali kurang teratur, dan minimnya data terintegrasi mengenai permintaan lokal, menjadi penghambat efisiensi dan efektivitas pelayanan.

Oleh karena itu, sistem digital yang terintegrasi dan terinterkoneksi hadir sebagai solusi cerdas untuk mengatasi keterbatasan cakupan kebutuhan pokok warga. Melalui platform terpusat, seluruh rantai pasok pasar di bawah kendali penuh manajemen Perumda Pasar Jaya akan terhubung. Platform ini memungkinkan pemetaan ketersediaan barang di 153 pasar secara 'real-time', mengintegrasikan data permintaan dari komunitas kelurahan, RW, dan RT, serta memfasilitasi koordinasi langsung antara produsen atau koperasi dengan pedagang. Tujuannya adalah menyesuaikan stok barang pokok sesuai dengan kebutuhan lokal yang dinamis.

Fitur-fitur seperti notifikasi harga dan ketersediaan barang bagi konsumen, serta dashboard manajemen bagi pedagang, akan mempercepat distribusi, mengurangi kesenjangan pasokan, dan memastikan akses warga di setiap tingkat komunitas terhadap kebutuhan pokok menjadi lebih mudah dan efisien. Ini bukan sekadar kemudahan, melainkan sebuah jaminan ketersediaan.

Lebih dari sekadar memperkuat efisiensi distribusi barang, desain web terintegrasi dan terinterkoneksi untuk pelayanan pasar ini juga berpotensi merevolusi manajemen retribusi melalui modul pembayaran digital yang terpusat. Portal ini dapat dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan, seperti pendaftaran online untuk sewa kios atau lapak yang didukung verifikasi otomatis berdasarkan data GIS pasar. Sistem ticketing elektronik untuk retribusi parkir yang terhubung dengan sensor IoT di area parkir, serta integrasi dengan gateway pembayaran nasional untuk retribusi di sektor lain seperti iklan atau utilitas, juga dapat diimplementasikan.

Dengan dashboard analitik 'real-time' yang memantau transaksi, laporan kepatuhan, dan prediksi pendapatan, Perumda Pasar Jaya dapat meminimalkan kebocoran retribusi, meningkatkan transparansi, dan mempermudah pemantauan dari 153 pasar secara terpusat. Alhasil, pelayanan administratif akan menjadi lebih 'lincah' dan akuntabel, sebuah lompatan besar dalam efisiensi birokrasi.

Bayangkan sebuah platform yang mampu merevolusi pendapatan Perumda Pasar Jaya, melalui layanan premium penjualan pedagang yang menciptakan komisi transaksi dinamis. Potensinya bisa memberikan lonjakan pendapatan non-retribusi hingga 20-30 persen. Ini adalah peluang emas untuk menghasilkan profit komersial melalui diversifikasi pendapatan digital yang berkelanjutan.

Digitalisasi pelayanan pasar yang terintegrasi ini bukan sekadar solusi operasional semata. Ia adalah katalisator transformasi ekonomi yang inklusif bagi jutaan warga Jakarta. Mari kita berkolaborasi, Pasar Jaya, untuk membangun masa depan pasar tradisional yang dinamis dan modern di jantung ibu kota.

Jakarta, 27 Oktober 2025

HhhIr. Rijalul Fikri adalah Direktur Eksekutif PT. Jurnalis Indonesia Satu

Read Entire Article
Infrastruktur | | | |