Kerja Cepat, Hasil Tepat: TMMD Banaran Libur Sehari karena Target Tercapai Lebih Awal

1 month ago 27

TEMANGGUNG - Suasana Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, Sabtu (9/8/2025) pagi terasa sedikit berbeda. Tidak terdengar riuh suara molen pencampur semen atau langkah cepat prajurit TNI di jalur pengecoran jalan. Bukan karena semangat kerja meredup, melainkan karena pekerjaan utama TMMD Reguler ke-125 di desa ini sudah melaju jauh di depan target.

Pengecoran jalan sepanjang 800 meter yang menjadi salah satu sasaran fisik utama telah menembus capaian harian melebihi rencana. Target awal yang ditetapkan 40 meter per hari, dalam praktiknya sering dilampaui hingga 50 meter. Alhasil, progres pekerjaan melaju lebih cepat dari jadwal dan menyisakan ruang untuk rehat sejenak tanpa mengorbankan mutu.

“Libur ini bukan berarti kami mengendurkan semangat. Justru ini hasil efisiensi kerja lapangan yang luar biasa. Warga dan Satgas TMMD bekerja sama dengan antusias, melebihi target setiap harinya, ” ujar Letda Inf Rusyanto, Danki Satgas TMMD Reguler 125, saat ditemui di lokasi.

Kolaborasi yang Menggerakkan Desa

Menurut Letda Rusyanto, capaian ini adalah buah dari kolaborasi erat antara TNI, Polri, dan warga Banaran. Tidak ada paksaan, semuanya mengalir dari kesadaran bersama bahwa jalan tersebut akan segera memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

“Warga justru ingin pekerjaan cepat selesai supaya bisa langsung digunakan. Mereka datang lebih pagi, ikut mengangkut material, dan tetap tersenyum meski lelah, ” tambahnya.

Meskipun pengecoran dihentikan sementara, aktivitas Satgas TMMD tidak lantas berhenti total. Para prajurit tetap membantu pengerjaan sasaran fisik lain, seperti pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan pembuatan pos kamling.

Cepat Bukan Berarti Asal-Asalan

Kecepatan kerja, tegas Letda Rusyanto, tidak boleh diartikan sebagai penurunan kualitas. “Kami tetap mematuhi standar teknis—mulai dari takaran semen, ketebalan jalan, hingga perataan permukaan. Lebih cepat justru karena koordinasi rapi dan partisipasi warga yang tinggi, bukan karena terburu-buru, ” jelasnya.

Libur sehari ini juga memberi kesempatan bagi warga untuk kembali beraktivitas di ladang atau mengurus pekerjaan rumah. “Kami mendengarkan aspirasi warga. Hari Jumat ini waktunya tanggung, jadi kami sepakat untuk rehat. TMMD itu bukan hanya pembangunan fisik, tapi juga menjaga keseimbangan hidup masyarakat, ” pungkasnya.

Kisah di Banaran membuktikan, keberhasilan TMMD tidak hanya diukur dari panjang jalan yang terbangun, tetapi juga dari solidnya kerja sama, kedekatan sosial, dan rasa saling menghargai. Dengan semangat gotong royong yang terus menyala, sisa pekerjaan akan rampung tepat waktu bahkan mungkin lebih cepat dengan mutu yang tetap terjaga.

(Pendim 0706/Temanggung)

Read Entire Article
Infrastruktur | | | |